Lihat dia,yang selalu ada di balik celah sana. Kalian lihat?
Dia setia mengintipi dari sana, Mengawasiku tanpa ingin mengganggu, Apa
kalian mengenalnya? Berapa kali tangannya tampak mengapai-gapai hendak
menyentuhku , tapi selalu ia tarik kembali seolah segan.
Guratan wajahnya penuh asa. Tatapannya mengisyaratkan pilu. Sepertinya ia mulai lelah. Ia bosan menjadi penonton, ia tak ingin lagi menunggu. Yah, sampai kapan ia harus menungguku, menengok padanya.
Guratan wajahnya penuh asa. Tatapannya mengisyaratkan pilu. Sepertinya ia mulai lelah. Ia bosan menjadi penonton, ia tak ingin lagi menunggu. Yah, sampai kapan ia harus menungguku, menengok padanya.
Ah….berdiri saja kau di situ, sampai bosan membunuhmu!! Di depan
sana banyak bunga, di sekitarku banyak kupu-kupu, biar kupuaskan canduku
pada wanginya, biar kupuaskan hasratku menangkapinya. Aku masih ingin
berlari, hahh…diammu mencipta ribuan gerundel, gemingmu mencipta ribuan
tarian, kau mengusikku!!
Baiklah..baiklah…akan kuhentikan sejenak lariku, akan ku balikkan
badanku ke arahmu. sekarang aku menatap kepadamu, aku bisa melihatmu
dengan jelas, yah..sosokmu di balik celah sana…astaga…!!!!
aku mengenalmu, kau kah itu?? Bagaimana bisa kau masih di tempat itu?? Apa yang hendak kau ceracaukan kepadaku sekarang?? Cinta? sepertinya aku terlalu sering menanggalkannya satu-satu sepanjang perjalananku,hingga kini aku tak menggenggam apapun selain kosong, Apa kau ingin aku menggulung langkah yang telah ku bentangkan sepanjang ini?
aku mengenalmu, kau kah itu?? Bagaimana bisa kau masih di tempat itu?? Apa yang hendak kau ceracaukan kepadaku sekarang?? Cinta? sepertinya aku terlalu sering menanggalkannya satu-satu sepanjang perjalananku,hingga kini aku tak menggenggam apapun selain kosong, Apa kau ingin aku menggulung langkah yang telah ku bentangkan sepanjang ini?
sudahlah….kau
pernah menjeraku.aku lebih bahagia seperti ini, dengan hati melompong….
0 komentar:
Posting Komentar