Saat ini saya masih
merasa bahwa perang melawan rasa bosan adalah pertempuran paling
besar dalam sejarah kehidupanku. Bagaimana tidak, seluruh lini yang
memiliki korelasi erat dengan kehidupan harianku saat ini telah
mengalami proses alienasi secara paksa , tak hanya
relasi fisikal manusia, tetapi relasi subjektiftaspun telah
terintegrasikan dalam sistem berhala yang bernama Uang. Sesuatu yang
kita amini sebagai penemuan terbesar ilmu pengetahuan.
Saya
dan mungkin termasuk kamu, beserta orang-orang yang kusayangi dipaksa
bekerja, dipaksa hidup secara artifisial, dipaksa untuk mematuhi
aturan yang dibuat Pemerintah, tak boleh menolak, tidak bisa tidak!
hingga untuk bermimpi-pun orang tak lagi punya kemampuan
mengeksplorasi hal-hal terliar didalamnya. Sungguh, betapa
mengerikannya hari-hariku ditengah kehidupan demikian.
Bagiku,
apapun namanya Hidup; Ia pastilah terus berjalan kedepan, namun tak
seluruhnya, sebagian orang justru kompromis dengan hal-hal demikian,
mereka berjalan tetapi bertolak belakang dengan apa yang mereka
rencanakan dalam perjalanan hidupnya. Mungkin Inilah alienasi, sebuah
ihwal mengapa hidupku harus berperang melawan kebosanan.
Saya
menyatakan ini perang yang harus kujalani sendirian, karena ini
sangat hasrat(i), maka begitu pula alienasi berjalan, Ia offensif
terhadap manusia lainnya. Alienasi telah meletakkan 'Rasa' yang
dimiliki manusia pada titik paling dasar, Ia merusak sistem
psikologis manusia. menciptakan keterasingan, bukan hanya pada alat
dan hasil produksinya, tapi juga terasing dari hasrat-hasrat
terdekatnya seperi sifat-sifat alamiah atau insidentil dan daya
kreatifitas.
Dengan kondisi seperti
inilah hari-hariku ter-mekanisasi. Semua yang awalnya kuanggap hobi
dan kegemaran kini telah kutinggalkan. Semuanya kini harus
kupasrahkan, kegemaranku telah dimediasi, dan untuk mendapatkan
point-ponit penting dari hal tersebut, aku harus berurusan dengan
Korporasi; Artinya, untuk mendapatkannya kembali aku mestilah
terlibat dengan Uang. Maka begitu pula dengan rencana memiliki kamera
baru, batal!, aku tak punya uang.
Saya juga seperti kalian,
orang-orang yang meringis akibat kejamnya sistem bernama Uang menjadi
kian eksis setiap harinya. Tak hanya menciptakan hirarki, uang juga
telah mengisyaratkan sebuah Desain kehidupan yang membingungkan.
Hingga banyak dari manusia yang hidup berkelindan Uang justru
kebingungan untuk mem-visualkan dalam kehidupan yang dijalaninya. Ini
tak hanya terjadi di kota ataupun desa, namun dimanapun saya dan kita
semua berpijak, bahkan setiap incinya.
Di Kota-kota Megapolitan,
orang-orang membangun monumen, membangun Mall-Mall dan Pusat
perbelanjaan, semua yang mencitrakan tentang kehidupan Modern. Namun
yang pasti, tak ada sejarah tentang Kota dan Penataannya yang justru
membunuh rasa bosan dari setiap orang yang hidup didalamnya.
0 komentar:
Posting Komentar