Selasa, 31 Maret 2015

Ketika Kasoami Menjadi Mantan Terindah

(yang di atas daun pisang adalah kasoami)
Kalian pernah makan kasoami?sebagian orang kerap salah dalam penyebutannya, suami. Ini kasoami, bukan suami. Sebuah makanan khas daerah saya. Jadi tak ada kaitannya dengan makan dan di makan suami. Kalau kalian penasaran pada rupa dan rasanya, sempatkanlah berjalan-jalan ke wakatobi,pulau di ujung tenggara Sulawesi,akan sulit menemukannya di daerah lain,dan baik saya kisahkan riwayatnya dulu. Tapi jika tidak, saya mohon di maafkan karena tetap lancang menceritakan ini.

 “Mengingat kasoami, adalah seperti mengingat mantan terindah”
Mengapa saya membuat penyataan seperti ini? Karena katanya, seorang perempuan akan terlihat cantik jika sudah menjadi mantan.  jadi, Apa hubungan mantan dengan kasoami? Tidak ada, dia tidak doyan makan kasoami kecuali ada ikan bakarnya.

Sebelum politik pangan di tahun 90-an. Kasoami adalah makanan pokok dikampung kami, tempat kami memperoleh sebagian besar karbohidrat, di selingi juga sesekali dengan jagung dan  ubi-ubian dari bermacam jenis.  Tapi kasoami adalah makanan segala musim Dari musim jomblo hingga musim kawin.

Oleh karna kasoami adalah makanan pokok, maka menemukan ubi kayu di setiap kebun tidaklah sesulit menemukan cinta sejati. Tanaman ini terlihat sangat cocok dengan dearah kami yang gersang serta sebagian besar adalah bebatuan.

Oh iya, saya lupa memberitahu kalian, kasoami terbuat dari ubi yang di parut, diperas berulang-ulang hingga kering betul lalu diambil ampasnya, maka tak heran jika orang Maluku dan wakatobi bersanding sebagai tetangga, mereka tak akan pernah meributkan soal makanan. Sebab orang Maluku hanya mengambil air ampas ubi untuk papeda, sedang orang wakatobi hanya mengambil ampasnya untuk kasoami. 

Saat itu, karena setiap rumah punya kebun.setiap kebun ditanami ubi kayu. maka Penjual kasoami tidak ada. Kami hanya membarter ubi dengan kebutuhan lain seperlunya. Sayur tinggal petik, Ikan tinggal ambil di laut. Olehnya uang tidaklah  penting,Kartu atm tak perlu untuk menggaet pujaan hati. Lembaran ijasah tidak di pertanyakan di hari ijab Kabul sebagai mas kawin. Cukup pandai berenang, cukup pintar membaca musim, begitu saja sudah bisa mengajak nurlela berjoget di malam perkawinan mantan.

Beras adalah hal yang langka bagi kami. Disamping karena daerah kami tak cocok untuk ditanami padi, juga karena beras butuh uang banyak untuk dibeli.Sebuah keluarga di anggap berada jika mampu menghadirkan sekarung beras di dalam rumah. status social sebuah keluarga naik oleh sekarung beras seprti halnya ijasah es-esan atau songko putih saat ini yang bisa mendongkrak status social di masyarakat.

Ditahun 90-an setelah pemerintah memberlakukan gerakan makan nasi, nasi berhasil menggeser kasoami dari hal pokok. Para orang tua memberi pemahaman yang didapat dari doktrin pemerintah kepada kami bahwa  sekolah akan menyelamatkan kami dari kebun dan makan kasoami setiap hari. Kami giat belajar untuk jadi PNS, karyawan, bos, pemerintah, pengusaha, dan cita-cita yang paling luhur dari itu semua adalah, agar kami tak makan kasoami, agar linggis berganti polpen dan dayung berganti kalkulator, dan agar kami punya uang untuk “membeli”.

Setelah datangnya mahluk cantik bernama politik pangan  ke kampung kami. Orang-orang di sana kepincut, dari segala usia tak terkecuali. Adalah generasi Y (generasi yang lahir antara 1970-1995) hingga generasi berikutnya yang paling Nampak betapa bergantungnya hidup mereka pada beras, katanya, belum kenyang kalau tak makan nasi. Generasi Y juga adalah yang punya peran penting dalam memperkenalkan beras ketetangga-tetangga.  Kami adalah generasi yang menjadikan kasoami hanya sbagai makanan selingan. kami bahkan dengan bangga menempelkan nasi ke pipi pertanda habis makan nasi agar di uber-uber cewek satu sekolah yang juga bangga pada nasi.

Barulah ketika tahun 2003, saat wakatobi resmi mejadi kabupaten. pemerintah yang sadar akan keindahan alamnya,membangun Resort di sana-sini dan mengundang investor sebanyak-banyaknya. Nah, ketika para wisatawan mencari-cari kuliner daerah. Pemerintah Kami memperkenalkan kasomi dengan bangga.kamikembali bangga memiliki kasoami, sambil menepikan para petani yang ada di baliknya.

 Kemarin, ketika harga beras naik dan langka. Saya mendengar pernyataan dari bapak Menteri Pertanian Negara Kesatuan Republik Indonesia bahwa konsumsi beras masyarakat menurun karena masyarakat lebih memilih mie instan. saya kembali terkenang akan kasoami, mau ngajak kasoami balikan lagi, Dia Cuma jawab “aku bukanlah seperti yang dulu lagi”.lha orang kami tak punya lahan untuk menanam ubi lagi? Menangkap ikanpun dimarahi karena katanya masuk zona resort. Nah,akhirnya  indomie menjadi menu pilihan kami di kala kantong mencekik dan beras susah kami dapatkan.

Pada akhirnya, Setelah beras menyita perhatian kami di tahun 90-an,kami kembali kepincut pada sosok lain lagi yang lebih mutakhir, indomie.makanan instan ini benar-benar membius. Apalagi di tambah dengan slogan cintai produk-produk dalam negeri, maka makan indomie adalah ibarat wujud cinta pada Indonesia. Adanya indomie adalah kemewahan tersendiri dalam sebuah keluarga di kampung kami, apalagi kalau ada telurnya, serasa seperti makan ayam yang ada di gambar pembungkus indomie!!!.

Lantas dikampung kami kebun-kebun berganti peternakan kambing dan sapi, petani dan nelayan berkurang, dan yang paling membikin terharu dari itu semua adalah jumlah PNS,pedagang dan pengusaha meningkat. Kami benar-benar mengamalkan dengan baik nasehat pmerintah kami dahulu bukan? lagipula,Kan indomie bisa merangkap lauk sekaligus sumber karbohidrat to?

Kakek canggahku makan kasoami, kakek buyutku juga makan kasoami,  kakekku sesekali makan nasi, orang tuaku sesekali makan soami, saya agresif jika melihat  kasoami, dan bisa diprediksi nanti anak cucuku akan memperjual belikan kasoami dengan harga senilai batu akik semasa booming.


3 komentar:

  1. mantab wamocossa. salam kasoami!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. hahaha.imaaaa!i get you :D. kamu pake gogel pluS ya?aku gak ngerti, ngertinya blog doang :D

      Hapus