“Ditatap oleh gebetan itu rasanya
seperti makan ikan bakar pake timun,
rasanya sueedappp sekali! Tapi ditatap terus-terusan,keterusan itu rasanya
seperti mau berak tapi diliati terus jadinya batal keluar, tidak enak sekalia!”
Saya
pada akhirnya datang juga ke kos titin karena telat datang bulan yang membuatku
beberapa hari belakangan jadi sering uring-uringan, sementara saya tau, stress
akan membuat bulan semakin enggan untuk berkunjung. Walhasil, jadilah sore 4
hari yang lalu saya ke kos titin. Hasilnya memuaskan, pada sore hari saya
akhirnya datang bulan. Jadi, bagi kalian yang telat datang bulan, datang saja
ke kos titin, itu adalah obat yang mujarab dan sudah saya buktikan sendiri.
Kamarnya
di urutan pertama jejeran kamar sebelah kanan rumah(sebelah kirimu kalo
menghadap rumah). Kamar berukuran 4x3
meter. Tepat didepan kamar ditanami berbagai macam tanaman yang dari hasil
kepoku saya tahu tanamannya adalah tanaman obat dan pangan. Ada yang langsung
di atas tanah ada juga yang pakai media pot gantung. Semuanya dalam keadaan baru
tumbuh dan masih rawan mati.
Mungkin
karena baru tumbuh hingga pemiliknya sangat protektif. Maka saking protektifnya, tanaman tak pernah
kekurangan siraman, baik siraman air, pupuk, dan tatapan dari pemiliknya. Air
dan pupuk saya tau manfaatnya, bisa menyehatkan tanaman yang sedang dalam masa
pertumbuhan. Tapi tatapan, apalagi yang berlebihan, saya tak tau, “Ditatap oleh gebetan itu rasanya
seperti makan ikan bakar pake timun,
rasanya sueedappp sekali! Tapi ditatap terus-terusan,keterusan itu rasanya
seperti mau berak tapi diliati terus jadinya batal keluar, tidak enak sekalia!”
Kami
menghabiskan sore didepan kamar, bercerita sambil macalla’. Saya diatas
para-para, dan titin diatas kursi menghadap tanaman dengan mata yang tak pernah
lepas dari mereka, bisa saya tebak dari arah pembicaraan yang sejauh manapun
berputar akan berujung pada kalimat ide pembuatan pagar yang melindungi tanaman
dari ayam yang kerap mondar-mandir didepan kamar. Saya sendiri gemas pada
ayam-ayam itu yang untung saja mereka tak lewat didepan kamarku(saya punya
bumbu dapur yang lengkap untuk mengopor
ayam).
Acara
rumpi kami diluar kami pindahkan kedalam kamar karena nyamuk dan malam yang makin
larut. Namun, Sebelum masuk kamar, terjadilah sebuah insiden tidak mengenakkan, pohon tomat yang mulai tinggi, patah. Dan itu
membuat titin histeris tiba-tiba. Dia bertanya
“kenapa bisa patah?” saya menggeleng dan nyaris saja menjawab, mungkin dia malu
ditatapi terus.
Kesokannya,
saya kaget dari tidur sambil mencari-cari titin yang ternyata kudapati didepan
kamar sedang main laptop, duduk menghadap tanaman yang tentu saja sambil menatap mereka. Saya duduk dipintu
sambil makan. Bercerita sebentar sebelum akhirnya titin pergi mandi, dan wasiat
terakhir sebelum dia mandi adalah “bantu kag liatliat tanaman nah!”. “ho’oh”
sahutku sambil mengajak tanaman bicara(dalam hati ji!), titin boleh pergi, tapi matanya dititip
disaya, kalian tetap diawasi.
0 komentar:
Posting Komentar